Monday, August 2, 2010

2 Agustus 2010

'apakah bisa aku menitipkan hati kembali pada dirimu seperti dulu ?' tanya itu menggiringku masuk ke dalam labirin tua. lorong pekat penuh lembap yang dindingnya berkeropeng dusta. penuh tipu daya, tiap simpangannya menyesatkan pengelana. aku ikuti setitik cahya, dan kulihat jawab di ujungnya


Di suatu tempat, saat aku membuka mataku. aku rasai pasir lembut yang harum baunya, dan riak ombak bermain-main di sekujur tubuhku. Apakah ini tanah orang- orang mati, ataukah aku masih hidup? Oh, betapa hausnya aku…seteguk air akan mengobatiku. dan, aku lihat sesosok datang mendekat. sorot matanya menatapku lekat. Lalu menuangkan seteguk air pada bibirku yang kekeringan sangat. pandanganku terasa kabur, dan dunia terasa berputar begitu cepat. aku berharap dia adalah malaikat tak bersayap yang memberikan jawab. aku merasa maut sebentar lagi menjemput, Jadi tak ada salahnya bertanya, toh rasa malu akan terbawa lalu.

Dia termangu,dan hanya tersenyum. untuk menenangkan jiwaku yang sekarat, dia menatapku lembut. Dan kata-kata bagai menetes dari mulutnya. Kata-kata serasa madu yang manisnya teringat selalu, sapanya"hay" mengayunkan lambaian tangan halusnya.

0 komentar:

Template by : @samduryat Rayana Samduryat