Thursday, April 29, 2010

ku tunggu single mu

teringat seyum itu.
tanpa ragu aku menunggumu.
sedih, sesak nafas ini.
untuk menanti kesendirianmu.
bersama lentera ini.
aku menunggumu diiringi kegelapan hati.

aku masih menunggumu wahai wanitaku.
aku rindu kehangatan dalam pelukan .
aku menantimu hinga ku bosan memainkan kata.
menyusun kata tentang penantian seorang pria.

Andaikan ku dapat terbang, Ingin kusapa bintang satu persatu .
Dan kutanyakan pada mereka Apakah mereka sedi untuk menamaniku selama aku menunggumu. ??

wahai kasih !!
aku menunggunmu murni dari kenalaranku.
kau masih di sudut hatiku.terjaga segudang rindu.

Friday, April 23, 2010

Dasar Perempuan

Dasar perempuan..
Terlihat tegar padahal tak mungkin hidup sendirian...
Dasar perempuan..
Telihat kuat padahal butuh perlindungan...
Dasar perempuan..
Bersikap acuh padahal perhatianlah yang ia butuh..

Dasar perempuan..
Ya.. memang perempuan..
Mereka lah yang menghiasi hamparan dunia..

Perempuan... perempuan... perempuan..
karena mereka..
aku tersenyum melihat gerak gerik mereka..


Yang ku tau..
Perempuan butuh perhatian..
Yang ku tau...
perempuan butuh perlindungan..

Ahg.. dasar perempuanku..
Ada ada saja tingkah lakumu ..

Tuesday, April 20, 2010

Kenapa Dia yang Aku Rindu ?

kenapa harus sunyi yang menemaniku ?
kenapa aku harus sendiri ?
kenapa harus begini ?
kenapa ? kenapa ?

kenapa aku yang harus terluka ?
kenapa dia yang ku rindu ?
kenapa dia yang aku cintai ?

waktu...
hanyutkan aku dalam dimensi imajinasimu..
aku hanya sanggup berkhayal..
menghadirkan imajinasi tentangmu dalam sepiku..
untuk menghiasi setiap sudut ..

aku merindukanmu perempuanku.
nyeri merindu padamu kian menusuk relung hatiku
apa yang harus kukatakan pada langit ketika rindu menikamku?

Biografi Singkat Ibu Kartini


Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini, (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – wafat di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.

Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.

Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, dimana kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.

Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.

Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

SELAMAT HARI KARTINI

PUISI TANPA JUDUL

bintang yang ku tunjuk..
cahayanya perlahan berubah kelam..
hancur jatuh berantakan..
padahal belum sempat ku utaraka sajak-sajak cinta yang tercipta karenanya..

purnama itu terluka,..
bercucur air mata ditahan dengan senyum sayup merekat dengan cinta dalam pertemuan di iringi sepatah kata..“ini yang terbaik” bisikmu..
mungkin inikah akhir cerita cinta di tengah malam terhias purnama menyatu dalam angin melantun pilu..

semua telah menjadi kenangan...
kenangan . . .
yang teringat hanya canda dan kesedihan..
dalam gelap hati aku menangis..
mengenangpun tak jadi arti..
semua yang telah terjadi takkan kembali..

Sunday, April 18, 2010

Aku Mencintaimu tanpa Sepengetahuanmu

maafkanlah aku yang tlah mencintaimu
tanpa sepengetahuanmu
Biarlah kumengagumimu diam-diam seperti ini

aku akan berlutut,
di sini di tengah jalanan,
mengambil gambarmu.
Aku hanya ingin memandangmu,
tanpa ingin memilikimu seutuhnya..

Aku hanya ingin mencintaimu,
tanpa ingin merenggut satu hal pun
dari dirimu….

aku tak peduli.
mereka bilang aku pengecut,
mereka bilang aku tak punya nyali.

aku hanya ingin mencintaimu saja,
tak lebih...

i love u my love

Thursday, April 15, 2010

William Shakespeare


Nama William Shakespeare barangkali kita kenal lewat sepotong kalimatnya, what’s in a name? Atau barangkali lewat drama-drama besarnya seperti; Romeo and Juliet, Hamlet, King Lear, Macbeth, Julius Caesar, Anthony and Cleopatra atau Othello.

William Shakespeare lahir di sebuah kota kecil Stratford-upon-Avon, Inggris, 441 tahun silam, April 1564. Tak ada sumber pasti yang menyebutkan tanggal lahirnya, selain rujukan bahwa ia dibaptis di Holy Trinity Church pada 26 April 1564. Dan umum diketahui bahwa pembaptisan dilakukan setelah tiga atau empat hari bayi dilahirkan. Sehingga kemungkinan besar Shakspeare lahir 23 April 1564.

Tak banyak yang tahu bahwa tanggal kelahiran Shakespeare-lah yang kemudian oleh UNESCO ditetapkan menjadi World Books Day. Sama tidak tahunya kita bahwa tanggal 23 saban April adalah peringatan Hari Buku Sedunia. Peringatan hari penting ini memang tidak populer di Indonesia, tidak sepopuler Hari Kelahiran Kartini yang diperingati 2 hari sebelumnya.

Tak kurang 48 karya drama besar yang lahir dari tangan William Shakespeare, belum termasuk puluhan soneta dan banyak puisi-puisi pendeknya. Luar biasanya lagi, hampir semua karya yang ia tulis mendapat penghargaan dari para kritikus sastra dunia. William Shakespeare meninggal di usia 52 tahun, tepatnya 13 April 1616.

Tak berlebihan kalau Hart memasukkan nama Shakespeare dalam bukunya itu. Hart menulis, “Tak ragu lagi, Shakespeare mengungguli semua tokoh-tokoh sastra. Karena karyanya itu sudah mantap teruji zaman, maka adalah pantas menganggap bahwa karya Shakespeare akan terus tenar dan bersinar berabad-abad mendatang.”

Penghargaan dan penghormatan kepada orang yang mendedikasikan hidupnya untuk menulis dan membuat buku adalah sesuatu yang wajar dan harus. Apalagi tulisan yang dianggap sebagai karya-karya sastra terbesar dunia seperti karya Shakespeare. Kita bisa membayangkan, usianya yang hanya 52 tahun ia bisa menghasilkan lebih 48 buku. Luar biasa.

Monday, April 12, 2010

Cinta Menurut Kahlil Gibran

Cinta adalah satu-satunya kebebasan diatas dunia ini
dia mengangkat jiwa begitu tinggi dan hukum-hukum manusia
dan kenyataan alam taka akan dapat mengubah arahnya
atau merintangi (Kahlil Gibran)

Cinta hanyalah sebuah kemisterian, kita selalu mengagungkan cinta dan memberi arti akan cinta. Tapi tanpa kita sadari sebenarnya kita sendiri masih mencari jawaban akan arti cinta, bahwa sebenarnya kita juga belum begitu memahami apa arti cinta.


Cinta gak bisa berkata, cinta hanya bisa dirasakan, tapi gak sedikit juga dari kita tidak bisa memahami kala cinta itu datang.

Cinta berlalu di depan kita
terbalut dalam kerendahan hati,
tapi kita lari darinya dalam ketakutan,
atau bersembunyi di dalam kegelapan
atau yang lain mengejarnya untuk berbuat jahat atas namanya.

- Kahlil Gibran -

Saturday, April 10, 2010

MALAM

Senja perlahan tenggelam..
Butiran-butiran malam menyapaku pelan pelan..
Selamat datang wahai sang penguasa malam…..

oh sang penguasa malam…
aku tepaku dan terdiam..
meratapi hidaup yang semakin suram..

oh sang penguasa malam….
engkau yang memberiku naungan..
bintangmu yang memberiku kenangan..
bulanmu yang memberiku khayalan..
kegelapanmu yang memberiku ketenangan.
kesunyianmu yang memberiku angan..

aku membeku..
beku dalam dinginnya malam..
aku membaur.
membaur dalam kejamnya malam..

aku makin larut..
melemah....
resah...
payah...
dan lelah...

sinar mentari enggan menyapaku..
nyanyianburung tak sui menghiburku..
hangat sang surya pun tak mampu menyentuhku..

AKU TERBELENGGU..
TERBELENGGU BERSAMA KEGANASAN MALAM..

Friday, April 9, 2010

SOBAT


tiada mutiara sebening cinta..
Tiada sutra sehalus kasih sayang..
Tiada embun sesuci ketulusan hati..
Dan tiada hubungan seindah persahabatan..

persahabatan
sahabat....
kita bersahabat tanpa alasan apa-apa
karena memang seperti halnya cinta..
tak butuh alasan apa-apa..
kita bersahabat..
karena aku adalah aku..
kau adalah kau..
persahabatan tak butuh alasan apa-apa..

sobat...
andai mampu ku putar semula waktu..
akan ku undurkn segala²nya..
kenangan indah ketika bersama..
terus berlalu dan berlalu...

bro........
engkau telah mengisi hari hari ku..
dengan canda tawamu..
nampak diwajahmu..
ceria nan rupawan..

Wednesday, April 7, 2010

Gus Dur, Manusia Setengah Dewa


Gus Dur dianugerahi gelar sebagai Bapak Demokrasi Papua. Inayah Wulandari Wahid dan Lili Chodijah Wahid mewakili keluarga menerima penghargaan tersebut di Gedung Olahragar (GOR) Cenderawasih pada Selasa (25/01) dalam suasana yang cukup meriah.

Dalam acara bertajuk "Gus Dur, 10 Tahun Kembali Nama Papua" itu diserahkan tiga burung cendrawasih yang diawetkan sebagai simbol penghargaan kepada Inayah dan Lili. Penghargaan ini diberikan oleh masyarakarat adat Papua terkait dengan jasa Gus Dur, yang mengembalikan nama Papua, yang sebelumnya bernama Irian Barat lalu berganti nama menjadi Irian Jaya semenjak awal tahun 2000. "Mulai hari ini, negeri dan rakyat di sini kembali mendapat nama Papua," demikian pernyataan Gus Dur kala itu.

Dalam sambutannya, Inayah mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Papua. Inayah juga merasa terharu dan bangga atas penghargaan tersebut. Penghargaan ini, kata Inayah, merupakan bukti nyata perjuangan Gus Dur untuk mengangkat harkat dan martabat orang Papua. "Meskipun Gus Dur sering dilecehkan karena keterbatasan fisiknya, tetapi beliau jelas dapat melihat bahwa derajat manusia itu sama," papar putri bungsu Gus Dur itu.

Akan tetapi, menurut Inayah, penghargaan ini akan benar-benar menjadi penghargaan (yang sesungguhnya) jika melakukan penghargaan yang sebenar-benarnya yakni menghidupkan nilai-nilai Gus Dur dan membawa Gus Dur tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari.

"Tujuan kita yang utama agar prinsip-prinsip bapak terhadap Indonesia dan Papua itu tercapai. Itu yang akan selalu kita perjuangkan. Yang pasti kita bisa melihat ketika tadi bahwa nama Papua sudah ada, namun isinya belum ada, belum seperti yang diinginkan, sehingga teman-teman dari suku lain harus bergandengan tangan untuk menciptakan itu karena jika tidak bersatu dan bekerja sendiri maka tidak akan tercipta yang namanya Indonesia," imbuhnya.

Sementara itu, Lili dalam sambutannya berharap agar semangat Gus Dur, untuk mengembalikan nama Papua, tetap hidup di Tanah Papua, sampai kapan pun. Demikian juga dengan gelar Bapak Demokrasi Papua bagi Gus Dur-ia berharap agar demokrasi di Papua berjalan dengan baik. "Jangan sampai ada lagi, sebuah kondisi dimana rakyat tanah Papua distigmakan makar. Tapi rakyat Papua yang harus berjuang meraih kesejahteraan yang sama dengan saudara yang di belahan dunia lain," ujar adik Gus Dur itu di hadapan ratusan undangan. Lili juga mengajak masyarakat Papua untuk bekerja sama mencapai kesejahteraan sekaligus menawarkan bantuan karena posisinya yang anggota Komisi I DPR RI.

Dalam acara yang digelar oleh Konsensus Nasional Papua itu diluncurkan juga sebuah buku berjudul Hai Tanahku Papua, Untukmu Pahwalan yang diterbitkan Konsensus Nasional Papua yang isinya juga sebagai penghormatan kepada Gus Dur dari masyarakat adat Papua. Gus Dur juga telah dinilai telah menyelamatkan orang Papua dari tekanan, intimidasi, teror, bahkan ancaman pembunuhan. "Selain mengucap syukur kepada Tuhan, kami juga sangat bersyukur bahwa rakyat Papua telah diberikan seorang Gus Dur yang baik. Dia adalah 'manusia setengah dewa'."

Sementara itu, Zadrak Taime, ketua panitia acara perayaan mengungkapkan bahwa acara ini baru digelar akhir Januari-Gus Dur menyerukan perubahan nama Irian Jaya menjadi Papua per 1 Januari 2000. "Mohon maaf kepada seluruh masyarakat Papua dan keluarga besar Gus Dur karena baru bisa merayakan peringatan pengembalian nama pada hari ini," tutur Zadrak. ‘Keterlambatan' dikarenakan masyarakat Papua pada Desember lalu hingga awal Januari sedang berduka atas kemaian Kelly Kwalik. Kelly adalah pimpinan OPM (Organisai Papua Merdeka) yang tewas ditembak Gegana Brimob pertengahan Desember tahun lalu. (NN)

Tuesday, April 6, 2010

Biografi Singkat, Imam Bangsa Kita


Presiden Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau dikenal sebagai Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940. Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara dari keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan. Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Selain Gus Dur, adiknya Gus Dur juga merupakan sosok tokoh nasional.

Berdasarkan silsilah keluarga, Gus Dur mengaku memiliki darah Tionghoa yakni dari keturunan Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak. Tan A Lok dan Tan Eng Hwa merupakan anak dari Putri Campa, puteri Tiongkok yang merupakan selir Raden Brawijaya V (Suara Merdeka, 22 Maret 2004).

Gus Dur sempat kuliah di Universitas Al Azhar di Kairo-Mesir (tidak selesai) selama 2 tahun dan melanjutkan studinya di Universitas Baghdad-Irak. Selesai masa studinya, Gus Dur pun pulang ke Indonesia dan bergabung dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) pada 1971. Gus Dur terjun dalam dunia jurnalistik sebagai kaum ‘cendekiawan’ muslim yang progresif yang berjiwa sosial demokrat. Pada masa yang sama, Gus Dur terpanggil untuk berkeliling pesantren dan madrasah di seluruh Jawa. Hal ini dilakukan demi menjaga agar nilai-nilai tradisional pesantren tidak tergerus, pada saat yang sama mengembangkan pesantren. Hal ini disebabkan pada saat itu, pesantren berusaha mendapatkan pendanaan dari pemerintah dengan cara mengadopsi kurikulum pemerintah.

Karir KH Abdurrahman Wahid terus merangkak dan menjadi penulis nuntuk majalah Tempo dan koran Kompas. Artikelnya diterima dengan baik dan ia mulai mengembangkan reputasi sebagai komentator sosial. Dengan popularitas itu, ia mendapatkan banyak undangan untuk memberikan kuliah dan seminar, membuat dia harus pulang-pergi antara Jakarta dan Jombang, tempat Wahid tinggal bersama keluarganya.

Meskipun memiliki karir yang sukses pada saat itu, Gus Dur masih merasa sulit hidup hanya dari satu sumber pencaharian dan ia bekerja untuk mendapatkan pendapatan tambahan dengan menjual kacang dan mengantarkan es untuk digunakan pada bisnis Es Lilin istrinya (Barton.2002. Biografi Gus Dur, LKiS, halaman 108)

Template by : @samduryat Rayana Samduryat