Wednesday, April 7, 2010

Gus Dur, Manusia Setengah Dewa


Gus Dur dianugerahi gelar sebagai Bapak Demokrasi Papua. Inayah Wulandari Wahid dan Lili Chodijah Wahid mewakili keluarga menerima penghargaan tersebut di Gedung Olahragar (GOR) Cenderawasih pada Selasa (25/01) dalam suasana yang cukup meriah.

Dalam acara bertajuk "Gus Dur, 10 Tahun Kembali Nama Papua" itu diserahkan tiga burung cendrawasih yang diawetkan sebagai simbol penghargaan kepada Inayah dan Lili. Penghargaan ini diberikan oleh masyarakarat adat Papua terkait dengan jasa Gus Dur, yang mengembalikan nama Papua, yang sebelumnya bernama Irian Barat lalu berganti nama menjadi Irian Jaya semenjak awal tahun 2000. "Mulai hari ini, negeri dan rakyat di sini kembali mendapat nama Papua," demikian pernyataan Gus Dur kala itu.

Dalam sambutannya, Inayah mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Papua. Inayah juga merasa terharu dan bangga atas penghargaan tersebut. Penghargaan ini, kata Inayah, merupakan bukti nyata perjuangan Gus Dur untuk mengangkat harkat dan martabat orang Papua. "Meskipun Gus Dur sering dilecehkan karena keterbatasan fisiknya, tetapi beliau jelas dapat melihat bahwa derajat manusia itu sama," papar putri bungsu Gus Dur itu.

Akan tetapi, menurut Inayah, penghargaan ini akan benar-benar menjadi penghargaan (yang sesungguhnya) jika melakukan penghargaan yang sebenar-benarnya yakni menghidupkan nilai-nilai Gus Dur dan membawa Gus Dur tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari.

"Tujuan kita yang utama agar prinsip-prinsip bapak terhadap Indonesia dan Papua itu tercapai. Itu yang akan selalu kita perjuangkan. Yang pasti kita bisa melihat ketika tadi bahwa nama Papua sudah ada, namun isinya belum ada, belum seperti yang diinginkan, sehingga teman-teman dari suku lain harus bergandengan tangan untuk menciptakan itu karena jika tidak bersatu dan bekerja sendiri maka tidak akan tercipta yang namanya Indonesia," imbuhnya.

Sementara itu, Lili dalam sambutannya berharap agar semangat Gus Dur, untuk mengembalikan nama Papua, tetap hidup di Tanah Papua, sampai kapan pun. Demikian juga dengan gelar Bapak Demokrasi Papua bagi Gus Dur-ia berharap agar demokrasi di Papua berjalan dengan baik. "Jangan sampai ada lagi, sebuah kondisi dimana rakyat tanah Papua distigmakan makar. Tapi rakyat Papua yang harus berjuang meraih kesejahteraan yang sama dengan saudara yang di belahan dunia lain," ujar adik Gus Dur itu di hadapan ratusan undangan. Lili juga mengajak masyarakat Papua untuk bekerja sama mencapai kesejahteraan sekaligus menawarkan bantuan karena posisinya yang anggota Komisi I DPR RI.

Dalam acara yang digelar oleh Konsensus Nasional Papua itu diluncurkan juga sebuah buku berjudul Hai Tanahku Papua, Untukmu Pahwalan yang diterbitkan Konsensus Nasional Papua yang isinya juga sebagai penghormatan kepada Gus Dur dari masyarakat adat Papua. Gus Dur juga telah dinilai telah menyelamatkan orang Papua dari tekanan, intimidasi, teror, bahkan ancaman pembunuhan. "Selain mengucap syukur kepada Tuhan, kami juga sangat bersyukur bahwa rakyat Papua telah diberikan seorang Gus Dur yang baik. Dia adalah 'manusia setengah dewa'."

Sementara itu, Zadrak Taime, ketua panitia acara perayaan mengungkapkan bahwa acara ini baru digelar akhir Januari-Gus Dur menyerukan perubahan nama Irian Jaya menjadi Papua per 1 Januari 2000. "Mohon maaf kepada seluruh masyarakat Papua dan keluarga besar Gus Dur karena baru bisa merayakan peringatan pengembalian nama pada hari ini," tutur Zadrak. ‘Keterlambatan' dikarenakan masyarakat Papua pada Desember lalu hingga awal Januari sedang berduka atas kemaian Kelly Kwalik. Kelly adalah pimpinan OPM (Organisai Papua Merdeka) yang tewas ditembak Gegana Brimob pertengahan Desember tahun lalu. (NN)

0 komentar:

Template by : @samduryat Rayana Samduryat