Kini aku masih terpuruk bersama kesendirianku
Detik demi detik...
Jam demi jam...
Hari demi hari...
Tak ada yang menemani,
Sunyi..
Sepi..
Dan hampa...
Sendiri... Dan tetap sendiri...
Menanti cinta d ujung sepi.,
menanti hati yan tak penah kembali.,
Menghayalkam bersamamu yang tak mungkin terwujud.
Senang...Sedih...Bimbang...
Mungkin ku telah gila dengan kesendirianku ini...
Kadang senyum bila mengingatmu...
Kadang sendu bila menghayalkanmu...
Aku benci... Benci...
Perasaan yang paling ku benci...
Mengapa ku harus mengenalnya... ???
Mungkin ini suratan tanganku...
Tapi.,
Kejadian ini hanya membuAtku gilllaaa !!!
LINK BANNER
Labels
- CATATAN BOVAN (13)
- Indonesia (1)
- kumpulan aplikasi mobile (3)
- Masa SMA (3)
- Motivasi (1)
- Musik (1)
- Ovellia (6)
- PENDIDIKAN (6)
- Piala Dunia (1)
- PUISI (19)
- tips dan Trik Facebook (2)
- Tokoh Bangsa (3)
- Tokoh Sastra (1)
Member
FEEDJIT Live Traffic Feed.
Monday, January 25, 2010
KESENDIRIANKU
Diposkan oleh
RAYANA BOVAN BLOG
di
Monday, January 25, 2010
0
komentar
Label: PUISI
Thursday, January 21, 2010
MENGENAL SYECHK SITI JENAR
sedikit yg saya tahu ttg syeh ksiti brit dan perlambangan cacing untuk beliau
Konon, Syeh Siti Jenar adalah putra Syeh Datuk Sholeh yang bermukim di Malaka. Syeh Datuk Sholeh putra dari Syeh Datuk Isa. Syeh Datuk Isa putra Syeh Khadir Khaelani. Syeh Khadir Khaelani adalah putra Abdullah Khannuddin. Dan Abdullah Khannuddin putra Ashamat Khan atau Syeh Abdul Malik, yang konon tinggal di India sebelah barat yang sekarang wilayah Pakistan. (Nah, bisa diketahui kan, kebijaksanaan beliau berasal dari mana?
Syeh Siti Jenar, tidak berdarah biru. Namun beliau memiliki 'kecemerlangan' melebihi para menak berdarah keraton. Mungkin ini juga yang menjadi salah satu faktor sehingga beliau sama sekali tidak tertarik dengan tetek bengek urusan perpolitikan, selain memang 'kesadaran' beliau yang benar-benar tinggi.
masuknya Syeh Siti Jenar ke Dewan Wali Sangha adalah atas prakarsa Sunan Benang, disimbolkan dengan mengambil tanah berisi cacing. Dan Syeh Siti Jenar dianggap hanyalah rakyat jelata yang sama dengan cacing. Perahu melambangkan Dewan Wali. Di bagian jawa sebelah barat, ada kekosongan pimpinan ummat Islam. Syeh Dzatul Kahfi sudah sepuh. Pangeran Cakrabhuwana bukanlah seorang ulama, dia seorang politikus, (Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, belum datang ke Cirebon. Dia masih di Mesir). Dengan datangnya 'sang rakyat jelata Syeh Siti Jenar', kekosongan pemimpin agama bisa ditutupi, tak mengapa walau yang mengisi kekosongan adalah 'seekor cacing'. Cacing ini, rakyat jelata ini, berubah menjadi manusia atas anugerah Sunan Benang. Seorang rakyat jelata, kini disegani sederajat dengan para bangsawan, itu karena andil Sunan Benang. Dan sang cacing ini, sangat dekat dengan Sunan Kalijaga.
Diposkan oleh
RAYANA BOVAN BLOG
di
Thursday, January 21, 2010
0
komentar
Label: PENDIDIKAN
WAHAI GADIS BERBAJU UNGU !
pertama kali ku memandang wajahnya ada sesuatu yang kurasakan saat detik itu, entah aku tak tau arti gataran saat dia memandangku. apakah ini cinta ? tadi pagi dia manyapaku dengan senyuman yang sangat mempesonaku, dan ku balas dengan senyuman pula kepada setiap mata yang memandangku tadi . jika aku tidak berbuat demikian, nanti aku dikatakan seorang yang sombong pula.
seorang gadis berbaju ungu itu selalu ku pandangi tanpa henti, memerhatikan wajahnya yang sangat cantik mempesonaku. aku tak bisa mengedipkan mata kala dia di hadapanku. wahai gadis cantik lihatlah aku di sini, seseorang yang sangat mengagumimu.
saat pertama kali kalau kau sudah mempunya kekasih, hatiku hancur berkepin keping. parahnya lagi kekasihnya adalah seseorang yang sangat ku benci.
tiap detik ku salalu bertanya tanya mengapa kau memilih dia, seorang playboy sandal jepit yang sangat dekil dan pendek orangnya. wahai gadis cantik ku tak mau kau terluka karena sifatnya. kebencianku semakin bergejolak saat playboy itu sedang bercanda ria dengan seorang gadis seumuranya.
wahai gadis berbaju ungu ku harap kau tau ini.
AKAN KU BALASKAN LUKAMU !!!!!!!!!!!!!
Diposkan oleh
RAYANA BOVAN BLOG
di
Thursday, January 21, 2010
0
komentar
Label: CATATAN BOVAN
Tuesday, January 19, 2010
Perancang Lambang RI
SEPANJANG orang Indonesia, siapa tak kenal burung Garuda berkalung perisai yang merangkum
Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab –walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda.
Syarif Abdul Hamid Alkadrie menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.
Ketika
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS.
Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.
Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974 Rancangan terakhir inilah yang menjadi lampiran resmi PP No 66 Tahun 1951 berdasarkan pasal 2 Jo Pasal 6 PP No 66 Tahun 1951. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak. Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang. Turiman SH M.Hum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak yang mengangkat sejarah hukum lambang negara RI sebagai tesis demi meraih gelar Magister Hukum di Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa hasil penelitiannya tersebut bisa membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara. “Satu tahun yang melelahkan untuk mengumpulkan semua data. Dari tahun 1998-1999,” akunya. Yayasan Idayu Jakarta, Yayasan Masagung Jakarta, Badan Arsip Nasional, Pusat Sejarah ABRI dan tidak ketinggalan Keluarga Istana Kadariah Pontianak, merupakan tempat-tempat yang paling sering disinggahinya untuk mengumpulkan bahan penulisan tesis yang diberi judul Sejarah Hukum Lambang Negara RI (Suatu Analisis Yuridis Normatif Tentang Pengaturan Lambang Negara dalam Peraturan Perundang-undangan). Di hadapan dewan penguji, Prof Dr M Dimyati Hartono SH dan Prof Dr H Azhary SH dia berhasil mempertahankan tesisnya itu pada hari Rabu 11 Agustus 1999. “Secara hukum, saya bisa membuktikan. Mulai dari sketsa awal hingga sketsa akhir. Garuda Pancasila adalah rancangan Sultan Hamid II,” katanya pasti. Besar harapan masyarakat Kal-Bar dan bangsa Indonesia kepada Presiden RI SBY untuk memperjuangkan karya anak bangsa tersebut, demi pengakuan sejarah, sebagaimana janji beliau ketika berkunjung ke Kal-Bar dihadapan tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan anggota DPRD Provinsi Kal-Bar.**
Sultan Hamid II Pencipta Burung Garuda
Syarif Abdul Hamid Alkadrie yang bergelar Sultan Hamid Alkadrie II dan Sultan ke 8 Pontianak, Kalbar ini adalah pencipta Burung Garuda. Sultan Hamid juga orang Indonesia pertama yang berpangkat tertinggi di dunia militer.
Pontianak: Nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie memang kurang dikenal di Tanah Air. Padahal, tokoh nasional dari Pontianak, Kalimantan Barat ini adalah pencipta lambang negara Indonesia, Burung Garuda.
Selain pencipta lambang negara, Syarif yang bergelar Sultan Hamid Alkadrie II dan Sultan ke 8 Pontianak ini juga adalah orang Indonesia pertama yang berpangkat tertinggi di dunia militer, yaitu mayor jendral.
Sultan Hamid membuat lambang negara berdasarkan penugasan Presiden Sukarno pada 1950. Saat itu dia menjabat menteri tanpa porto folio. Rekannya, Muhammad Yamin sebenarnya juga membuat rancangan lambang negara, Namun, Sukarno akhirnya memilih rancangan Sultan Hamid. Setelah disempurnakan, gambar Burung Garuda diresmikan Sukarno sebagai lambang negara pada 10 Februari 1950.
Salinan sketsa Burung Garuda yang tersimpan di Keraton Kadriah, Pontianak ini menunjukkan proses pembuatan lambang negara sangat rumit hingga harus diubah berkali-kali
Diposkan oleh
RAYANA BOVAN BLOG
di
Tuesday, January 19, 2010
0
komentar
Label: PENDIDIKAN
RAYANA ??
kebanyakan orang menganggap namaku nama orang hindu... mungkin mereka mengira nama Rayana berasal dari kata Ramayana. itu salah..
sbenarnya namaku di ambil dari kata Ar Royan, apaitu Ar Royan ??????. mari kita simak bacaan di bawah ini...
عن سهل ابن سعد رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن في الجنة بابا يقال له الريان يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا يدخل معهم أحد غيرهم يقال أين الصائمون ؟ فيدخلون منه فإذا دخل آخرهم أغلق فلم يدخل منه أحد (مسلم: كتاب الصيام – باب فضل الصيام)
Dari Sahl bin sa’ad radhiyallahu anhu, beliau berkata: Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya di dalam surga itu ada sebuah pintu yang bernama AR-ROYYAN, orang-orang yang berpuasa akan memasuki pintu itu pada yaumul qiyamah nanti, dan hanya mereka yang akan memasuki pintu itu, tidak selainnya. Dikatakan: Mana orang-orang yang berpuasa? Maka masuklah mereka ke dalamnya, hingga saat orang terakhir masuk ke pintu tersebut, lalu pintu itu ditutup dan tidak ada seorangpun yang bisa memasukinya”
(Riwayat Muslim dalam Kitabus Shiyam, Bab: Keutamaan Puasa)
Diposkan oleh
RAYANA BOVAN BLOG
di
Tuesday, January 19, 2010
0
komentar
Label: CATATAN BOVAN
Chating
Bovan's Twitter
DOMOK CUMI
About Me

- RAYANA BOVAN BLOG
- semarang, jawa tengah, Indonesia
- nama gue Rayana Samduryat,asli orang pekalongan. siapa gue ? kalau pingin tahu siapa gue. kenalan dulu yuk ? haha